Muhammad bin
Abdullāh
(Arab: محمد بن عبد الله; Transliterasi:
Muḥammad;[1] dieja [mʊħɑmmæd] (
dengarkan); [2][3][4] (ca. 570/571 Mekkah[مَكَةَ ]/[ مَكَهْ ] –
8 Juni, 632 Medina),[5] adalah pembawa ajaran Islam, dan diyakini oleh umat
Muslim sebagai nabi dan (Rasul) yang terakhir. Menurut
sirah (biografi) yang
tercatat tentang Muhammad, ia disebutkan lahir sekitar 20 April 570/ 571, di Mekkah (Makkah) dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah pada usia 63 tahun. Kedua kota tersebut
terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini). Beliau haram digambarkan dalam bentuk patung ataupun
gambar ilustrasi.
Michael H. Hart dalam bukunya The 100 menilai Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah
manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih
keberhasilan luar biasa baik dalam hal spiritual
maupun kemasyarakatan. Hart mencatat bahwa Muhammad mampu mengelola bangsa yang
awalnya egoistis, barbar, terbelakang dan terpecah belah oleh sentimen
kesukuan, menjadi bangsa yang maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan
kemiliteran dan bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu merupakan
kekuatan militer terdepan di dunia di dalam pertempuran.[6]
"Muhammad"
secara bahasa berasal dari akar kata semitik 'H-M-D' yang dalam bahasa
Arab berarti "dia yang terpuji". Selain itu di dalam salah satu ayat Al-Qur'an[7], Muhammad dipanggil dengan nama "Ahmad" (أحمد),
yang dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari suku Quraisy (suku terbesar di mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul Allāh (رسول الله), kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam (صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW") setelah namanya.
Muhammad juga mendapatkan julukan Abu al-Qasim[8] yang berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari suku Quraisy (suku terbesar di mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul Allāh (رسول الله), kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam (صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW") setelah namanya.
Muhammad juga mendapatkan julukan Abu al-Qasim[8] yang berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.
Silsilah Muhammad dari
kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib
bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar
bin Ma`ad bin Adnan.[9] Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh.[10] Muhammad lahir di hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 571 Masehi (lebih dikenal
sebagai Tahun Gajah).
Lebih lengkap silsilahnya dari Muhammad hingga Adam adalah, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam.
Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani di salah satu riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Yang dimaksud Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah
Lebih lengkap silsilahnya dari Muhammad hingga Adam adalah, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam.
Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani di salah satu riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Yang dimaksud Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah
Riwayat
Kelahiran
Para penulis sirah
(biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir pada Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M, yang merupakan tahun gagalnya Abrahah
menyerang Mekkah. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah
Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di
dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah[11], meninggal dalam perjalanan dagang di Madinah, yang ketika itu bernama Yastrib, ketika Muhammad masih
dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan
seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.[10]
Pada saat Muhammad
berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (sekarang Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta
mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit.
Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak
jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana.[9] Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh
pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala
kambing-kambingnya di sekitar Mekkah dan kerap menemani
pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Lebanon, dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat
bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan
keturunan langsung Muhammad, meyakini bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir
pada hari Senin, 12 Rabiulawal (2 Agustus 570 M).[10]
Berkenalan dengan Khadijah
Ketika Muhammad mencapai
usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan ilmu untuk menambah
keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan
dan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad sering
menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan kabar tentang kejujuran dan
sifatnya yang dapat dipercaya menyebar luas dengan cepat, membuatnya banyak
dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah.
Salah seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak muda yang bersifat jujur dan dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di kalangan suku Arab. Sebagai seorang pedagang, ia juga sering mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuat Khadijah memercayakannya untuk mengatur barang dagangan Khadijah, Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan ketika sekembalinya Muhammad membawakan hasil berdagang yang lebih dari biasanya.
Seiring waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah, mereka menikah pada saat Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah telah berusia mendekati umur 40 tahun, namun ia masih memiliki kecantikan yang dapat menawan Muhammad. Perbedaan umur yang jauh dan status janda yang dimiliki oleh Khadijah tidak menjadi halangan bagi mereka, walaupun pada saat itu suku Quraisy memiliki budaya yang lebih menekankan kepada perkawinan dengan seorang gadis ketimbang janda. Meskipun kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap hidup sebagai orang yang sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan hartanya untuk hal-hal yang lebih penting.
Salah seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak muda yang bersifat jujur dan dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di kalangan suku Arab. Sebagai seorang pedagang, ia juga sering mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuat Khadijah memercayakannya untuk mengatur barang dagangan Khadijah, Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan ketika sekembalinya Muhammad membawakan hasil berdagang yang lebih dari biasanya.
Seiring waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah, mereka menikah pada saat Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah telah berusia mendekati umur 40 tahun, namun ia masih memiliki kecantikan yang dapat menawan Muhammad. Perbedaan umur yang jauh dan status janda yang dimiliki oleh Khadijah tidak menjadi halangan bagi mereka, walaupun pada saat itu suku Quraisy memiliki budaya yang lebih menekankan kepada perkawinan dengan seorang gadis ketimbang janda. Meskipun kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap hidup sebagai orang yang sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan hartanya untuk hal-hal yang lebih penting.
Memperoleh gelar
Ketika Muhammad berumur
35 tahun, ia ikut bersama kaum Quraisy dalam perbaikan Ka'bah. Pada saat
pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad, Muhammad dapat menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan
penyelesaian adil. Saat itu ia dikenal di kalangan suku-suku Arab karena
sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia
memperoleh gelar Al-Amin yang artinya "orang yang dapat
dipercaya".
Diriwayatkan pula bahwa
Muhammad adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara
amat sederhana dan membenci sifat-sifat tamak, angkuh dan sombong yang lazim di
kalangan bangsa Arab saat itu. Ia dikenal menyayangi orang-orang miskin, janda-janda tak mampu
dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka.
Ia juga menghindari semua kejahatan yang sudah membudaya di kalangan bangsa
Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia
dikenal sebagai As-Saadiq yang berarti "yang benar".
Kerasulan
Muhammad dilahirkan di
tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan
pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira' sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali
sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur
(merenung) dan mencari ketenangan dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan
dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut yang senang bergerombol. Dari sini,
ia sering berpikir dengan mendalam, dan memohon kepada Allah supaya memusnahkan
kekafiran dan kebodohan.
Muhammad pertama kali
diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611 M, diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama dari Quran yang
disampaikan kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan
untuk membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun ia mengelak dengan
berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad
membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril berkata:
“
|
Bacalah dengan
menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan
perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)
|
”
|
Muhammad berusia 40
tahun 6 bulan dan 8 hari ketika ayat pertama sekaligus pengangkatannya sebagai
rasul disampaikan kepadanya menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari
menurut perhitungan tahun syamsiah atau tahun masehi (penanggalan
berdasarkan matahari). Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, Muhammad kembali
ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara
bergantian akibat peristiwa yang baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar
memberinya selimut.
Diriwayatkan pula untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya yang juga seorang Nasrani yaitu Waraqah bin Naufal. Waraqah banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Diriwayatkan pula untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya yang juga seorang Nasrani yaitu Waraqah bin Naufal. Waraqah banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Muhammad menerima
ayat-ayat Quran secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat
tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang sedang terjadi, sehingga
hampir setiap ayat Quran turun disertai oleh Asbabun Nuzul (sebab/kejadian yang mendasari penurunan ayat). Ayat-ayat yang
turun sejauh itu dikumpulkan sebagai kompilasi bernama Al Mushaf yang
juga dinamakan Al- Qurʾān (bacaan).
Sebagian ayat Quran
mempunyai tafsir atau pengertian yang izhar (jelas), terutama ayat-ayat mengenai hukum Islam, hukum perdagangan, hukum pernikahan dan landasan peraturan yang
ditetapkan oleh Islam dalam aspek lain. Sedangkan sebagian ayat lain yang
diturunkan pada Muhammad bersifat samar pengertiannya, dalam artian perlu ada
interpretasi dan pengkajian lebih mendalam untuk memastikan makna yang
terkandung di dalamnya, dalam hal ini kebanyakan Muhammad memberi contoh langsung
penerapan ayat-ayat tersebut dalam interaksi sosial dan religiusnya
sehari-hari, sehingga para pengikutnya mengikutinya sebagai contoh dan standar
dalam berperilaku dan bertata krama dalam kehidupan bermasyarakat.
Mendapatkan pengikut
Selama tiga tahun
pertama sejak pengangkatannya sebagai rasul, Muhammad hanya menyebarkan Islam
secara terbatas di kalanganteman-teman dekat dan kerabatnya, hal ini untuk
mencegah timbulnya reaksi akut dan masif dari kalangan bangsa Arab saat itu
yang sudah sangat terasimilasi budayanya dengan tindakan-tindakan amoral, yang
dalam konteks ini bertentangan dengan apa yang akan dibawa dan ditawarkan oleh
Muhammad. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad pada
masa-masa awal adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam
yang dekat dengannya di kehidupan sehari-hari, antara lain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan
secara terbuka agama Islam. Setelah sekian lama banyak tokoh-tokoh bangsa
Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr bin Nufail
yang kemudian masuk ke agama yang dibawa Muhammad. Kesemua pemeluk Islam
pertama itu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun atau Yang
pertama-tama.
Penyebaran Islam
Sekitar tahun 613 M,
tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-diam, Muhammad mulai melakukan
penyebaran Islam secara terbuka kepada masyarakat Mekkah, respon yang ia terima
sangat keras dan masif, ini disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya
bertentangan dengan apa yang sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat
Mekkah saat itu. Pemimpin Mekkah Abu Jahal menyatakan bahwa Muhammad adalah orang gila yang akan merusak
tatanan hidup orang Mekkah, akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat
jahiliyyah di Mekkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy
yang menentangnya, Muhammad dan banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya,
dihina, disingkirkan dan dikucilkan dari pergaulan masyarakat Mekkah.
Walau mendapat perlakuan
tersebut, ia tetap mendapatkan pengikut dalam jumlah besar, para pengikutnya
ini kemudian menyebarkan ajarannya melalui perdagangan ke negeri Syam, Persia, dan kawasan jazirah
Arab. Setelah itu, banyak orang yang penasaran dan tertarik kemudian datang ke
Mekkah dan Madinah untuk mendengar langsung dari Muhammad, penampilan dan
kepribadiannya yang sudah terkenal baik memudahkannya untuk mendapat simpati
dan dukungan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini menjadi semakin mudah
ketika Umar bin Khattab dan sejumlah besar tokoh petinggi suku Quraisy
lainnya memutuskan untuk memeluk ajaran islam, meskipun banyak juga yang
menjadi antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan sangat besar di Mekkah
dan Medinah. Tercatat pula Muhammad mendapatkan banyak pengikut dari negeri
Farsi (sekarang Iran), salah satu yang tercatat adalah Salman al-Farisi, seorang ilmuwan asal Persia yang kemudian
menjadi sahabat Muhammad.
Penyiksaan yang dialami
hampir seluruh pemeluk Islam selama periode ini mendorong lahirnya gagasan
untuk berhijrah (pindah) ke Habsyah (sekarang Ethiophia).
Negus atau raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke
negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad
sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib, kota yang berjarak sekitar
200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.
Hijrah ke Madinah
Masyarakat Arab dari
berbagai suku setiap tahunnya datang ke Mekkah untuk beziarah ke Bait
Allah atau Ka'bah, mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan dalam kunjungan tersebut. Muhammad melihat ini sebagai
peluang untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Di antara mereka yang tertarik
dengan ajarannya ialah sekumpulan orang dari Yatsrib. Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang yang telah terlebih
dahulu memeluk Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara
sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk
melindungi para pemeluk Islam dan Muhammad dari kekejaman penduduk Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke Mekkah, mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yastrib dikarenakan situasi di Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para pemeluk Islam. Muhammad akhirnya menerima ajakan tersebut dan memutuskan berhijrah ke Yastrib PADA TAHUN 622 M.
Mengetahui bahwa banyak pemeluk Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha mengcegahnya, mereka beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yastrib, Muhammad akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah yang jauh lebih luas. Setelah selama kurang lebih dua bulan ia dan pemeluk Islam terlibat dalam peperangan dan serangkaian perjanjian, akhirnya masyarakat Muslim pindah dari Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah kedatangan rombongan dari Makkah pada tahun 622 dikenal sebagai Madinah atau Madinatun Nabi (kota Nabi).
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke Mekkah, mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yastrib dikarenakan situasi di Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para pemeluk Islam. Muhammad akhirnya menerima ajakan tersebut dan memutuskan berhijrah ke Yastrib PADA TAHUN 622 M.
Mengetahui bahwa banyak pemeluk Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha mengcegahnya, mereka beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yastrib, Muhammad akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah yang jauh lebih luas. Setelah selama kurang lebih dua bulan ia dan pemeluk Islam terlibat dalam peperangan dan serangkaian perjanjian, akhirnya masyarakat Muslim pindah dari Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah kedatangan rombongan dari Makkah pada tahun 622 dikenal sebagai Madinah atau Madinatun Nabi (kota Nabi).
Di Madinah, pemerintahan (kekhalifahan) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas
beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah, begitupun kaum minoritas Kristen dan Yahudi. Dalam periode setelah hijrah ke Madinah,
Muhammad sering mendapat serangkaian serangan, teror, ancaman pembunuhan dan
peperangan yang ia terima dari penguasa Mekkah, akan tetapi semuanya dapat
teratasi lebih mudah dengan umat Islam yang saat itu telah bersatu di Madinah.
Penaklukan Mekkah
Tahun 629 M, tahun ke-8
H setelah hijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan
membawa pasukan Muslim sebanyak 10.000 orang, saat itu ia bermaksud untuk
menaklukkan kota Mekkah dan menyatukan para penduduk kota Mekkah dan madinah.
Penguasa Mekkah yang tidak memiliki pertahanan yang memadai kemudian setuju
untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat kota Mekkah akan
diserahkan tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya
ketika ia kembali, ia telah berhasil mempersatukan Mekkah dan Madinah, dan
lebih luas lagi ia saat itu telah berhasil menyebarluaskan Islam ke seluruh
Jazirah Arab.
Muhammad memimpin umat
Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling
Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan Islam di
kota Mekkah.
Mukjizat
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad
diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang
diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci agama samawi, dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa di dalam kandungan,
masa kecil dan remaja. Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Umat Muslim meyakini bahwa Mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an, yaitu kitab suci umat Islam. Hal ini disebabkan karena kebudayaan Arab pada masa itu yang masih barbar dan tidak mengenal peradaban, namun oleh Al-Qur'an hal itu berubah total karena Qur'an membawa banyak peraturan keras yang menegakkan dasar-dasar nilai budaya baru di dunia Arab yang sebelumnya tidak berperadaban serta mengeliminasi akar-akar kejahatan sosial yang mengakar di dunia Arab, serta pada masa yang lebih dekat mengantarkan pemeluknya meraih tingkat perabadan tertinggi di dunia pada masanya.
Umat Muslim meyakini bahwa Mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an, yaitu kitab suci umat Islam. Hal ini disebabkan karena kebudayaan Arab pada masa itu yang masih barbar dan tidak mengenal peradaban, namun oleh Al-Qur'an hal itu berubah total karena Qur'an membawa banyak peraturan keras yang menegakkan dasar-dasar nilai budaya baru di dunia Arab yang sebelumnya tidak berperadaban serta mengeliminasi akar-akar kejahatan sosial yang mengakar di dunia Arab, serta pada masa yang lebih dekat mengantarkan pemeluknya meraih tingkat perabadan tertinggi di dunia pada masanya.
Mukjizat lain yang tercatat
dan diyakini secara luas oleh umat Islam adalah terbelahnya bulan, perjalanan Isra dan Mi'raj dari Madinah menuju Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat. Kemampuan lain yang dimiliki
Muhammad adalah kecerdasan serta kepribadiannya yang banyak dipuji serta masih
menjadi panutan para pemeluk Islam hingga saat ini.
Fisik dan ciri-ciri Muhammad
Sosok Muhammad
digambarkan oleh salah satu istinya Aisyah, sepupunya Ali bin Abi Thalib, para sahabatnya, serta orang terakhir yang
masih hidup yang kala itu sempat melihat sosoknya secara langsung, yaitu Abu Taufik
adalah rambut ikal berwarna sedikit kemerahan[12] terurai hingga bahu. Kulit putih kemerah-merahan, wajah cenderung
bulat dengan mata hitam dan bulu mata panjang. Tidak berkumis dan berjanggut
sepanjang sekepalan telapak tangannya. Tulang kepala besar dan bahu lebar.
Berperawakan sedang dan atletis. Jemari tangan dan kaki tebal dan lentik
memanjang.[13]
Langkahnya cenderung
cepat dan tidak pernah menancapkan kedua telapak kaki dan dengan langkah yang
cepat dan pasti. Muhammad dicirikan sangat unik oleh para sahabatnya[14].
Muhammad digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan berjenggot hitam dengan uban.[15]
Dalam hadits lain diterangkan mengenai corak fisik Muhammad, yaitu ia bertubuh sedang, kulitnya berwarna cerah tidak terlalu putih dan tidak pula hitam. Rambutnya berombak. Ketika Muhammad wafat uban yang tumbuh di rambut dan janggutnya masih sedikit.[16]
Ali menambahkan bahwa Muhammad memiliki rambut lurus sedikit berombak. Tidak gemuk dan tidak terlalu besar, berperawak baik dan tegak. Warna kulit cerah, matanya hitam dengan bulu mata yang panjang. Persendian tulang yang kuat dada, tangan dan kakinya kekar. Tidak memiliki bulu yang tebal tetapi hanya tipis dari dada sampai pusarnya. Jika berbicara dengan seseorang, maka ia akan menghadapkan wajahnya keorang tersebut dengan penuh perhatian. Di antara bahunya ada tanda kenabian. Muhammad orang yang baik hatinya dan paling jujur, orang yang paling dirindukan dan sebaik-baiknya keturunan. Siapa saja yang mendekati dan bergaul dengannya maka akan langsung merasa terhormat, khidmat, menghargai dan mencintainya.[17]
Hidungnya agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika pertama kali melihatnya padahal sebenarnya tidak. Berjanggut tipis tapi penuh rata sampai pipi. Mulutnya sedang, giginya putih cemerlang dan agak renggang. Pundaknya bagus dan kokoh, seperti dicor perak. Anggota tubuh lainnya normal dan proporsional. Dada dan pinggangnya seimbang dengan ukurannya. Tulang belikatnya cukup lebar, bagian-bagian tubuhnya tidak tertutup bulu lebat, bersih dan bercahaya. Kecuali bulu halus yang tumbuh dari dada hingga pusar.
Lengan dan dada bagian atas berbulu. Pergelangan tangannya cukup panjang, telapak tangannya agak lebar serta tangan dan kakinya berisi, jari-jari tangan dan kaki cukup langsing. Jika berjalan agak condong kedepan melangkah dengan anggun serta berjalan dengan cepat dan sering melihat kebawah dari pada keatas. Jika berhadapan dengan orang maka ia memandang orang itu dengan penuh perhatian dan tidak pernah melototi seseorang dan pandangannya menyejukkan. Selalu berjalan agak dibelakang, terutama jika saat melakukan perjalanan jarak jauh dan ia selalu menyapa orang lain terlebih dahulu.[18]
Muhammad digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan berjenggot hitam dengan uban.[15]
Dalam hadits lain diterangkan mengenai corak fisik Muhammad, yaitu ia bertubuh sedang, kulitnya berwarna cerah tidak terlalu putih dan tidak pula hitam. Rambutnya berombak. Ketika Muhammad wafat uban yang tumbuh di rambut dan janggutnya masih sedikit.[16]
Ali menambahkan bahwa Muhammad memiliki rambut lurus sedikit berombak. Tidak gemuk dan tidak terlalu besar, berperawak baik dan tegak. Warna kulit cerah, matanya hitam dengan bulu mata yang panjang. Persendian tulang yang kuat dada, tangan dan kakinya kekar. Tidak memiliki bulu yang tebal tetapi hanya tipis dari dada sampai pusarnya. Jika berbicara dengan seseorang, maka ia akan menghadapkan wajahnya keorang tersebut dengan penuh perhatian. Di antara bahunya ada tanda kenabian. Muhammad orang yang baik hatinya dan paling jujur, orang yang paling dirindukan dan sebaik-baiknya keturunan. Siapa saja yang mendekati dan bergaul dengannya maka akan langsung merasa terhormat, khidmat, menghargai dan mencintainya.[17]
Hidungnya agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika pertama kali melihatnya padahal sebenarnya tidak. Berjanggut tipis tapi penuh rata sampai pipi. Mulutnya sedang, giginya putih cemerlang dan agak renggang. Pundaknya bagus dan kokoh, seperti dicor perak. Anggota tubuh lainnya normal dan proporsional. Dada dan pinggangnya seimbang dengan ukurannya. Tulang belikatnya cukup lebar, bagian-bagian tubuhnya tidak tertutup bulu lebat, bersih dan bercahaya. Kecuali bulu halus yang tumbuh dari dada hingga pusar.
Lengan dan dada bagian atas berbulu. Pergelangan tangannya cukup panjang, telapak tangannya agak lebar serta tangan dan kakinya berisi, jari-jari tangan dan kaki cukup langsing. Jika berjalan agak condong kedepan melangkah dengan anggun serta berjalan dengan cepat dan sering melihat kebawah dari pada keatas. Jika berhadapan dengan orang maka ia memandang orang itu dengan penuh perhatian dan tidak pernah melototi seseorang dan pandangannya menyejukkan. Selalu berjalan agak dibelakang, terutama jika saat melakukan perjalanan jarak jauh dan ia selalu menyapa orang lain terlebih dahulu.[18]
Dari kisah Jabir bin Samurah meriwayatkan bahwa Muhammad memiliki mulut yang agak lebar, di
matanya terlihat juga garis-garis merahnya, serta tumitnya langsing. Jabir (ra)
juga meriwayatkan bahwa ia berkesempatan melihat Muhammad di bawah sinar
rembulan, ia juga memperhatikan pula rembulan tersebut, baginya Muhammad lebih
indah dari rembulan tersebut.[19]
Abu Ishaq mengemukakan bahwa, Bara’a bin Aazib pernah berkata, bahwa rona Muhammad lebih mirip purnama yang cerah.[20]
Abu Ishaq mengemukakan bahwa, Bara’a bin Aazib pernah berkata, bahwa rona Muhammad lebih mirip purnama yang cerah.[20]
Abu Hurairah mengatakan bahwa Muhammad sangatlah rupawan,
seperti dibentuk dari perak. Rambutnya cenderung berombak dan Abu Hurairah
belum pernah melihat orang yang lebih baik dari dan lebih tampan dari Muhammad,
rona mukanya secemerlang matahari dan tidak pernah melihat orang yang
secepatnya. Seolah-olah tanah digulung oleh langkah-langkah Muhammad jika
sedang berjalan. Dikatakan jika Abu Hurairah dan yang lainnya berusaha mengimbangi
jalannya Muhammad dan nampak ia seperti berjalan santai saja.[21]
Jabir bin Abdullah mengatakan, Muhammad pernah bersabda bahwa ia pernah menyaksikan gambaran tentang para nabi. Di antaranya adalah Musa berperawakan langsing seperti orang-orang dari Suku Shannah, dan melihat Isa yang mirip salah seorang sahabatnya yang bernama Urwah bin Mas’ud dan ketika melihat Ibrahim dikatakan sangat mirip dengan dirinya sendiri (Muhammad), kemudian Muhammad juga mengatakan bahwa ia pernah melihat Malaikat Jibril yang mirip dengan Dehya Kalbi.[22]
Jabir bin Abdullah mengatakan, Muhammad pernah bersabda bahwa ia pernah menyaksikan gambaran tentang para nabi. Di antaranya adalah Musa berperawakan langsing seperti orang-orang dari Suku Shannah, dan melihat Isa yang mirip salah seorang sahabatnya yang bernama Urwah bin Mas’ud dan ketika melihat Ibrahim dikatakan sangat mirip dengan dirinya sendiri (Muhammad), kemudian Muhammad juga mengatakan bahwa ia pernah melihat Malaikat Jibril yang mirip dengan Dehya Kalbi.[22]
Said al Jahiri
mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik
berkata bahwa pada saat ini tidak ada lagi yang masih hidup orang yang pernah
melihat secara langsung Muhammad kecuali dirinya sendiri dan Muhammad memiliki
roman muka sangat cerah dan perawakanna sangat baik.[23]
Ibnu Abbas mengatakan bahwa gigi depan Muhammad agak renggang tidak terlalu rapat dan jika bericara nampak putih berkilau.[24][25]
Ibnu Abbas mengatakan bahwa gigi depan Muhammad agak renggang tidak terlalu rapat dan jika bericara nampak putih berkilau.[24][25]
Pernikahan
Selama hidupnya Muhammad
menikah dengan 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai
hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung
selama 25 tahun hingga Khadijah wafat.[26] Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia,[27][28] sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun
meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun
kesedihan.Sepeninggal Khadijah, Khawla binti Hakim menyarankan kepadanya untuk menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu
Muhammad tercatat menikahi beberapa orang wanita lagi hingga jumlah seluruhnya
sekitar 11 orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup sepeninggal
Muhammad.
Para ahli sejarah antara
lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa
sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik
(sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat
itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan
dengan perawan).[29]
Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam mengemban misi
dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi
bagi seluruh umat manusia [30], sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya
masing-masing[31][32] seperti halnya Nabi Musa yang hanya diutus untuk
Bani Israil.
Sedangkan kesamaan ajaran yang dibawa Muhammad dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan keesaan Tuhan, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah[33].
Sedangkan kesamaan ajaran yang dibawa Muhammad dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan keesaan Tuhan, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah[33].
Referensi
3.
^ berbagai nama Muhammad dalam bahasa Prancis: "Mahon,
Mahomés, Mahun, Mahum, Mahumet"; dalam bahasa Jerman: "Machmet";
dan dalam bahasa Islandia kuno: "Maúmet" cf Muhammad, Encyclopedia
of Islam
4.
^ The sources frequently say that, in his youth, he was called by
the nickname "Al-Amin" meaning "Honest, Truthful" cf. Ernst
(2004), p. 85.
6.
^ Hart, Michael. 2007. 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang
Masa. Batam: Karisma Publising Group.
8.
^ Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Seseorang memanggil
rekannya di perkuburan Baqi' dengan berseru, 'Hai Abul Qasim!' Rasulullah saw.
menoleh kepadanya. Ia berkata, 'Wahai Rasulullah, bukan engkau yang aku maksud.
Namun, aku memanggil si Fulan.' Maka Rasulullah saw. berkata, 'Pakailah namaku
tapi jangan pakai kuniyahku'," (Hadits riwayat Bukhari no. 3537 dan Muslim
no. 2131).
9.
^ a b Lings, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber
Klasik. Jakarta: Penerbit Serambi, 2002. ISBN 979-3335-16-5
10.
^ a b c Subhani, Ja'far. Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW.
Jakarta: Penerbit Lentera, 2002. ISBN 979-8880-13-7
11.
^ Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hâsyim bin 'Abd
al-Manâf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.
12.
^ "Sudah jelas aku melihat Rasulallah mencat rambutnya dengan
henna dan itulah sebabnya akupun mencat rambutku dengan henna." (Hadits
riwayat Imam Bukhari, vol.I no.167, vol.IV no.747 dan vol.VIII
no.785).
13.
^ Ali bin Abi Thalib, ia berkata, "Rasulullah memiliki jari
jemari tangan dan kaki yang tebal dan lentik memanjang." (HR. Ahmad,
Al-Mizzi dalam Tandzib Al-Kamal, dan Ibnu Sa'ad)
14.
^ Ali bin Abi Thalib (ra) meriwayatkan: "Rasulullah (saw)
tidaklah tinggi; juga tidak pendek. Telapak tangan dan kaki beliau padat
berisi. Beliau memiliki kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh
di dada beliau dan terus kebawah sampai pusar. Jika beliau berjalan,
melangkahnya seolah-olah seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian. Saya
belum pernah melihat beliau di antara sahabat-sahabatnya, dan dari antara
orang-orang yang datang sesudah (wafatnya) beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi
Thalib).
15.
^ Dikisahkan oleh Ismail bin Abi Khalid, "Aku mendengar Abu Juhaifa
berkata, "Aku melihat sang Nabi dan Al-Hasan bin Ali tampak mirip dia.
"Aku berkata pada Abu Juhaifa, "Coba gambarkan sosok nabi
padaku." Dia berkata, "Dia berkulit putih dan jenggotnya hitam dengan
uban putih. Dia berjanji membei kami 13 ekor unta betina, tapu dia terlanjur
mati terlebih dahulu sebelum kami menerimanya." Hadits riwayat Imam Bukhari, vol.IV no.744.
16.
^ Anas bin Malik meriwayatkan: "Rasulullah saw. bertubuh
sedang, bercorak kulit cerah, tidak putih sekali namun tidak pula hitam benar.
Rambut beliau dapat dikatakan lurus dan agak berombak. Allah Ta’ala mengangkat
beliau sebagai Nabi ketika berusia empat puluh tahun. Sesudah itu beliau sempat
tinggal di Mekah selama tiga belas tahun. Lalu di Madinah selama sepuluh tahun.
Allah memanggil beliau ke hadirat-Nya pada umur enam puluh tiga tahun. Saat itu
baru sedikit saja uban yang tumbuh di rambut dan janggut beliau."
(Diriwayatkan oleh Anas bin Malik).
17.
^ Ali bin Abi Thalib (ra) juga meriwayatkan: Rambut Rasulullah
lurus dan sedikit berombak. Beliau tidak berperawakan gemuk dan tidak pula
tampak terlalu berat, beliau berperawakan baik dan tegak. Warna kulit beliau
cerah, mata beliau hitam dengan bulu mata yang panjang. Sendi-sendi tulang
beliau kuat dan dada beliau cukup kekar, demikian pula tangan dan kaki beliau.
Badan beliau tidak berbulu tebal, tapi hanya bulu-bulu tipis dari dada ke bawah
sampai di pusar beliau. Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka
beliau akan mengarahkan wajah beliau ke orang tersebut (penuh perhatian). Di
antara tulang belikat beliau “tanda” kenabian beliau. Beliau adalah orang yang
paling baik hati, orang yang paling jujur, orang yang paling dirindukan dan
sebaik-baik keturunan. Siapa saja yang mendekati beliau akan langsung merasa
hormat dan khidmat. Dan siapa yang bergaul dengan beliau akan langsung
menghargai dan mencintainya. Saya belum pernah melihat orang lain seperti
beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib).
18.
^ Hind bin Abi Halah (ra) menceritakan sebagai berikut:
"Rasulullah (saw) memiliki pribadi mulia dan diakui sangat agung dalam
pandangan orang yang melihatnya. Wajah beliau bercahaya seterang bulan purnama.
Beliau sedikit lebih tinggi dari rata-rata kami tapi lebih pendek dari orang
yang jangkung. Kepala beliau lebih besar dari rata-rata, dan rambut beliau agak
keriting (berombak). Jika dapat dikuakan (dibelah), maka beliau kuakan, Jika
tidak dapat maka beliau biarkan saja. Saat rambut beliau agak panjang, akan
mencapai kuping telinga beliau. Kulit beliau berwarna cerah dan dahi beliau
lebar. Alis mata beliau lengkung hitam dan tebal, di antara alisnya nampak urat
darah halus yang berdenyut bila beliau emosi atau bergairah. Hidung beliau agak
melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika
kita pertama kali melihatnya, padahal tidak demikian sebenarnya. Beliau
berjanggut tipis tapi penuh rata sampai di pipi. Mulut beliau sedang, gigi
beliau putih cemerlang dan agak renggang. Pundak beliau bagus dan terpasang
kokoh, seperti di cor dengan perak. Anggota tubuh beliau yang lain serba normal
dan proporsional. Dada dan pinggang beliau seimbang ukurannya. Daerah di
sekitar tulang belikat beliau cukup lebar, dan terpasang dengan baik.
Bagian-bagian tubuh beliau yang tidak tertutup bulu lebat satupun nampak bersih
dan bercahaya. Kecuali bulu-bulu halus yang tumbuh dari dada dan tumbuh sampai
ke pusar. Lengan dan dada bagian atas beliau berbulu. Pergelangan tangan beliau
cukup panjang, telapak tangan beliau agak lebar serta baik telapak tangan
maupun kaki beliau padat berisi, jari-jari tangan dan kaki beliau cukup
langsing. Telapak kaki beliau cukup lengkungannya dan atasnya halus serta bagus
bentuknya, sehingga saat beliau mencucinya, maka air akan meluncur dengan cepat
ke bawah. Jika beliau berjalan, beliau melangkah dengan posisi badan agak
condong ke depan, tapi beliau melangkah dengan anggun. Langkah beliau panjang
dan cepat serta terlihat seperti turun (loncat) dari suatu ketinggian. Jika
beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau memandang orang itu
dengan penuh perhatian. Pandangan beliau selalu ditundukkan sesuai aturan
(dalam Alquran), dan lebih sering melihat ke bawah dari pada ke atas. Beliau
tidak pernah memelototi seseorang, pandangan mata beliau selalu menyejukkan.
Beliau juga selalu berjalan agak di belakang, terutama saat melakukan
perjalanan jauh dan beliau selalu lebih dulu menyapa orang yang ditemuinya di
jalan." (Hind bin Abi Halah (ra) telah diceritakan oleh Hasan bin Ali).
19.
^ Rasulullah (saw) memiliki mulut yang agak lebar, di mata beliau
terlihat juga garis-garis merahnya. Dan tumit beliau langsing. Saya
berkesempatan melihat Rasulullah (saw) di bawah sinar rembulan, san (saya)
perhatikan pula rembulan tersebut, bagi saya beliau lebih indah dari rembulan
tersebut." (Diriwayatkan Jabir bin Samurah)
20.
^ “Apakah rona wajah Rasulullah (saw) cemerlang seperti pedang yang
mengkilap?” Ia menjawab “Tidak! tapi lebih mirip dengan purnama yang cerah.”
(Diriwayatkan oleh Abu Ishaq dari Bara’a bin Aazib).
21.
^ Abu Hurairah (ra) mengemukakan: "Rasulullah begitu rupawan,
seperti beliau dibentuk dari perak. Rambut beliau cenderung berombak. Abu
Hurairah (ra) juga meriwayatkan: Saya belum pernah melihat orang yang lebih
baik dan lebih tampan dari Rasulullah (saw); roman mukanya secemerlang
matahari, juga tidak pernah melihat orang yang secepat beliau. Seolah-olah bumi
ini digulung oleh langkah-langkah beliau ketika sedang berjalan. Walaupun kami
berusaha untuk mengimbangi jalan beliau, tapi beliau tampaknya seperti berjalan
santai saja." (Diriwayatkan oleh Abu Hurairah).
22.
^ Jabir bin Abdullah (ra) Rasulullah (saw) pernah bersabda: Aku
menyaksikan pemandangan (rohani) tentang para nabi. Di antaranya, Musa (as).
Beliau (Musa as) berperawakan langsing seperti orang-orang dari suku Shannah;
dan aku menyaksikan Isa ibnu Maryam (as) yang mirip dari antara orang yang
pernah saya lihat, yaitu Urwah bin Mas’ud (ra) dan aku melihat Ibrahim (as),
beliau sangat mirip dengan sahabatmu ini (maksudnya diri beliau sendiri), saya juga
melihat malaikat Jibril yang mirip dengan Dehya Kalbi.” (Diriwayatkan oleh
Jabir bin Abdullah).
23.
^ Said al Jahiri: “Sekarang ini tidak ada lagi yang tinggal (masih
hidup) yang pernah melihat diri Rasulullah, kecuali saya.” Maka saya (Said ra)
berkata padanya: “Gambarkanlah kepadaku.” Ia menjawab, “Rasulullah (saw) itu
roman mukanya sangat cerah dan perawakannya sangat baik. (Diriwayatkan oleh
Said al Jahiri meriwayatkan dari kisah Abu Taufik).
24.
^ Ibnu Abbas mengatakan: "Gigi depan Rasulullah (saw) agak
renggang (tidak terlalu rapat) dan jika beliau berbicara tampak putih
berkilau." (Diriwaayatkan oleh Ibnu Abbas).
26.
^ Esposito, John (1998). Islam: The Straight Path. Oxford
University Press. ISBN 0-19-511233-4. p.18
27.
^ Bullough, Vern; Brenda Shelton, Sarah Slavin (1998). The
Subordinated Sex: A History of Attitudes Toward Women. University of
Georgia Press. ISBN 978-0-8203-2369-5. p.119
28.
^ Reeves, Minou (2003). Muhammad in Europe: A Thousand Years of ^ Watt, M. Aisha bint Abi Bakr. Article at Encyclopaedia
of Islam Online. Ed. P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel,
W.P. Heinrichs. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912. pp. 16-18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar